Sampai dengan triwulan IV 2022, ekonomi Riau tumbuh sebesar 4,10% (q2q) dan 4,55%
secara kumulatif (c2c). Sampai dengan berakhirnya 2022, PDRB Riau tercatat sebesar Rp992 triliun (ADHB) yang menempatkan Riau menjadi Provinsi dengan PDRB terbesar di luar Jawa, dan terbesar ke lima di Indonesia setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah (BPS, 2023).


Dari sektor lapangan usaha, kontribusi terbesar perekonomian Riau pada triwulan IV 2022 masih didominasi oleh sektor Industri Pengolahan, sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, dan sektor Pertambangan dan Penggalian. Sedangkan dari sisi pertumbuhan, sektor pengadaan listrik dan gas serta sektor transportasi dan pergudangan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Meningkatnya konsumsi listrik dan gas, selain dari sisi kontribusi perekonomian Riau, hal ini menunjukkan aktivitas usaha dan masyarakat yang meningkat, yang menunjukkan peningkatan permintaan energi. Peningkatan transportasi ditandai dengan meningkat pesatnya penumpang angkutan penerbangan, yang menandakan aktivitas dan mobilitas masyarakat di Riau sudah kembali pulih.

Sedangkan menurut Pengeluaran, struktur PDRB triwulan IV 2022 Riau masih tetap
sama seperti struktur triwulan sebelumnya, dengan Kinerja Ekspor masih mendominasi disusul dengan Konsumsi Rumah Tangga. Kinerja Impor Riau sepanjang triwulan IV 2022 membukukan pertumbuhan tertinggi disusul dengan kinerja ekspor. PMTB merupakan satu-satunya sektor yang memiliki pertumbuhan negatif.

Kinerja perekonomian bulan Januari belum dapat dipetakan, namun melihat dari tren distribusi serta pertumbuhan, kinerja ekonomi Riau di bulan Januari 2023 masih bergantung pada sektor industri dan pertanian. Sektor pengeluaran pemerintah diproyeksi akan menurun, seiring dengan masih belum berjalan optimalnya kegiatan pemerintah di awal tahun. Konsumsi rumah tangga juga akan tergerus tipis, pasca adanya perayaan hari besar keagamaan dan periode liburan anak sekolah, di samping banyaknya pemerintah daerah yang terlambat melakukan pembayaran gaji ASN daerah yang diakibatkan kendala sistem SIPD.


Inflasi
Inflasi Januari 2023 di Riau tercatat sebesar 0,67% (mom) dibandingkan Desember 2022, namun secara year on year dengan Januari tahun 2022, inflasi Riau mencapai 6,72%. Komoditas penyumbang inflasi Januari 2023 masih didominasi oleh komoditas bahan pangan seperti bawang merah (0,13%), Cabai Merah (0.07%), dan Minyak Goreng (0.04%). Sedangkan dari komoditas non pangan berasal dari Sewa Rumah (0.1%), Rokok Kretek Filter (0.09%), dan emas perhiasan (0.04%). Sepanjang bulan Januari 2023 juga terdapat beberapa komoditas yang mengalami deflasi, dengan deflasi terdalam pada angkutan udara sebesar 0.06%.
Inflasi bulan selanjutnya diproyeksi akan lebih tinggi, dikarenakan disrupsi supply chain internasional yang masih terganggu dengan kondisi geopolitik, serta adanya kebijakan menaikkan kadar nabati pada Biofuel B35 dari B30. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan pada keseimbangan supply lemak nabati dari CPO untuk produksi minyak goreng, yang menyebabkan kelangkaan stok dan menimbulkan kenaikan harga.

Nilai Tukar Petani
Nilai Tukar Petani (NTP) Riau bulan Januari 2023 mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya sebesar 0,67%. Penurunan ini diakibatkan karena adanya kenaikan pada indeks harga yang harus dikeluarkan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan produksi dan konsumsinya yang cukup tinggi sebesar 0,46%, di samping indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,22%.
Penurunan NTP Januari 2023 Riau disebabkan penurunan pada beberapa sub sektor antara lain sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat, Hortikultura, dan Peternakan. Kenaikan tipis hanya terjadi pada sub sektor Perikanan dan Tanaman Pangan. Penurunan NTP, yang sebagian besar dari Tanaman Perkebunan Rakyat, dengan Jenis Tandan Buah Segar (TBS) Sawit disebabkan karena adanya penurunan harga pada dua minggu terakhir bulan Januari 2023 yang turun sebesar 87,89/kg. Penurunan disebabkan oleh beberapa faktor, khususnya pada bulan Januari 2023 antara lain turunnya kualitas TBS akibat tingginya curah hujan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, dan peningkatan permintaan terhadap minyak nabati pesaing, seperti minyak kedelai pada pasar internasional.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Data tentang Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Riau masih menggunakan data yang sama pada periode penerbitan SBS sebelumnya. TPT merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan pasokan tenaga kerja kurang dimanfaatkan. Hasil survei Sakernas yang terakhir dilaksanakan pada bulan Agustus 2022 oleh BPS, TPT Riau menunjukkan penurunan sebesar 0,05% dari periode yang sama tahun lalu. Angka TPT 2022 menunjukkan angka yang lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelum pandemi. Hal ini menunjukkan ekonomi Riau sudah kembali pulih, bahkan lebih baik dibandingkan dengan periode sebelum pandemi.
Jumlah pekerja Riau pada Agustus 2022 meningkat sebanyak 19,98 ribu orang dari Agustus 2021. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan terbesar adalah Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (1,37% poin); dan Jasa Perusahaan (0,57% poin). Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu Sektor Industri Pengolahan (0,92% poin).

sumber: BPS Provinsi Riau Februari 2023, Strategic Brief Sheet Januari 2023

 39 total views,  1 views today

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *